PANDEGLANG, BANTEN, - Beton penyanggah Tanah pada Proyek pelandaian Tanjakan Bangangah di ruas jalan Mengger-Caringin, Kabupaten Pandeglang terdapat keretakan dan sebagian ambrol. Diduga proyek tersebut tidak memiliki mutu dan kualitas sehingga dapat dikategorikan sebagai proyek gagal kontruksi.
Baru - baru ini heboh dan viral dibeberapa media sosial seperti di group Whats App (WA), kontruksi proyek terutama pada beton penyanggah tanah terjadi keretakan hingga menyebabkan sebagian beton tersebut ambrol, dan dapat membahayakan terjadinya kecelakaan bagi pengendara yang melintas diarea jalan tersebut.
Baca juga:
Kata Siapa JIS Tidak Sesuai Standar FIFA?
|
Diketahui proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Propinsi Banten tersebut dikerjakan pihak kontraktor PT Bangun Azima Cipta Mandiri, dengan menelan anggaran begitu fantastis sebesar Rp.28.976.606.000, - ( Dua Puluh Delapan Miliar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Enam Juta Enam Ratus Enam Ribu Rupiah).
Ambrolnya beton penyangga proyek tentu tidak lepas dari peran dan tanggung jawab pihak pelaksana saja melainkan konsultan Pengawas PT Esa Sakti Consultant pun harus bertanggung jawab atas mutu dan kualitas hasil pekerjaan proyek itu, agar sesuai harapan pemerintah dan masyarakat selaku penerima manfaat program pembangunan.
Menyoroti dugaan gagalnya kontruksi penyangga tanah pada proyek pelandaian tanjakan bangangah Ketua Umum Ormas Laskar Pendekar Banten Sejati (LAPBAS), Endang Supriadi SH kepada media ini menyesalkan terjadinya ambrol pada beton penyanggah tanah dalam proyek yang menelan anggaran lumayan begitu besar dan fantastis hingga miliaran rupiah.
"Harusnya beton proyek tanjakan bangangah itu kuat dan kokoh, karena jika dilihat dari anggaran lumayan besar mencapai Puluhan Miliar Rupiah, dan sudah semestinya kontruksi proyek tersebut memiliki mutu dan kualitas yang bagus, " ujarnya
Disinggung apakah ambrolnya beton lantaran diakibatkan terjadinya bencana alam ? Menurut Endang sepertinya, bukan karena bencana, akan tetapi dirinya menduga itu akibat dari material beton yang kurang berkualitas.
"Ambrolnya beton patut diduga masuk kategori proyek gagal kontruksi, " tegasnya
Sementara ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Propinsi Banten, Arlan melalui pesan WhatsApp kepada salah seorang wartawan, Kamis (14/3/2024) mengatakan, kalau proyek tersebut sedang diperbaiki.
"Itu sedang perbaikan, karena ada penyempurnaan kontruksi, supaya lebih baik saja, yang pasti semuanya aman secara perhitungan kekuatan kontruksi. Lokasi yang diperbaiki tidak dibayar. Kalau tidak salah cuma satu lokasi. Bisa di cek di lapangan ya, " tukas Arlan, seakan meminta wartawan untuk melakukan pemantauan kembali terhadap pekerjaan perbaikan proyek tersebut (TIM Liputan JNI Banten)***